Friday, August 6, 2010

UNDER CHEMICAL INFLUENCE

UNDER CHEMICAL INFLUENCE



aku hanya memandang lelah lelaki lemah yang sekujur tanganya mengucur darah segar dan menancap serpihan kaca seperti ditanamkan kedalam kulit.

lelaki itu bernapas tidak beraturan dan memandang emosi pada meja dan lemari yang berserakan.
pada awalnya ia mendengus dan menggeram tidak terarah macam binatang lapar, buas dan marah.
lupa dimana, siapa dan kenapa.
dia mengamuk dan berteriak bikin pekak membanting segala porselen dan memukul kaca sampai remuk.
dia mengatai seluruh makhluk hidup besar kepala dan lupa daratan, bersalah dan tidak pantas dimaafkan, semua penyebab kebingungan dan kehancuran, benar-benar laki-laki pintar bagi-bagi kesalahan.
serentak semua menuding dan membantah, berargumen menenangkan, mencibir menyesatkan, merangkul menentramkan, meludah menjijikan.
satu datang dengan kasih sayang, digenggam bagai teman.
yang lain datang memukul dengan wajan, diinjak seperti lawan.
semua antitesis dimuntahkan seperti najis.
dia cuma punya kebenaran absolut miliknya, yang maha esa.
hatinya keras, kepalanya lepas. dia kehilangan keamanan.

lama-kelamaan dia lelah, gundah, seperti tersesat dan gelisah.
matanya nanar dan tidak menyalak tapi redup kehabisan suar, dia bukan lagi binatang liar.
dia sadar, dia bikin onar, bodoh dan barbar.
dia berjongkok dalam keramaian, dimana cahaya tidak bersinar, berharap sembunyi dalam kegelapan.
seperti serigala yang kesepian.
seonggok batu yang dilupakan.

mengapa ia bertindak kelewatan, tidak pakai perasaan apalagi pemikiran, jangan berkilah karena anti depressan, jangan beratasnamakan banyak tekanan, dasar cowok rendahan.
kini kata, laku dan pikiran bukan miliknya. dia telah diambil alih. dibaptis. nanar karena semua dikendalikan obat-obatan. obat murahan.

dalam ketidakmampuannya dia memaki, mencaci, hanya dia yang suci.
yang lain tak sejengkal pun dapat berbagi atau diberi kesempatan kompromi, sepertinya dia pemegang supremasi.
jahat sekali.
sayang sekali.
aku kasihan sekali.
dahulu sekali dia tidak antipati akan diferensiasi, sekarang pemikiranya mati, hanya karena boti.