Monday, June 15, 2009

Dharmaraja ini Kahlua

bualannya membuai fabula pesimis hidupku
sentuhanya penuh, berpeluh, licin dan basah
hisapanya kalap, sambil merancap, dalam gelap
lekuk menusuk, mengeruk masuk tidak alfa

kasar berukir hitam, warna, estetis, erotis
kasar tiap helai, bertaut hanyut, maut



dia Dharmaraja.
aku kahlua.

hidup bersamanya bagai harmonisasi warna temaram dalam gordin merah dan ungu
waktu berkelebat berdiri dan lari, tidak menyisakan hari

dia berjalan sekali dan merpati bermelodi
diam dalam enigma mantra paling dewasa yang pernah ada

dharmaraja bersaut hening pada lengkingan milikku, nafsu
biar dia memiliki semua label terbaik dan tersuci
menjadi dewa paling sakral negasi banal
mewah direduksi tanpa peduli ini hati

biar aku menjadi kahlua
disimpan dingin, tidak keras, manis namun memabukan halus
bulus, menipu picik, dan licik
terakhir culas, naif memelas pada dewa penabur panas

dharmaraja meninggalkan aku
kahlua yang beku keras butuh inkubasi gabungan hasrat berisi bualan, sentuhan, hisapan, lekukan, kasar dan kuat milik sang dewa

dharmaraja pergi, mencari kasih yang berbudi
tidak suka pesta seperti kahlua




6 comments:

Andre said...

waduh..susah dimengerti tuh..

phantasmgoria said...

hehehe thx ya ndre, kadang-kadang gua juga sulit mengerti pikiran gua sendiri. gua berharap menuliskanya semacam restorasi makna, thx by the way.

Unknown said...

hay, blogwalking :)

will said...

kahula merindukan dharmaraja...

dharmaraja said...

hehehehe... terbelenggu, keluar aja, tumpahkan sebagaimana kahlua halus namun memabukkan, kenapa harus ditahan? tapi aku teringat, kau bukan kahlua, itu hanya sisi lain mu saja, semacam alter ego... wujud aslimu adalah kanjeng ratu yg rindu akan kasih sayang dan sekaliagus pecinta yang sejati (mudah2an tidak tergoyakan dan dapat mempertahankannya terus), kau sudah mendapatkannya tapi kau sendiri yg melepas karena batu pertama, kau memang penuh nafsu tapi mudah2an tidak salah karunia itu kau gunakan... hehehe... anak singkong berotak einstein dan berkemampuan layang davinci itu biasa si era kini, namun berhati seperti merpati dan cerdik seperti ular itu yg sulit... dan itu adalah dasarnya...hehehe

Anonymous said...

orgasme, pesta pora, hura hura, glamour... ya itu dirimu kahlua