Tuesday, October 13, 2009

minim makna

setelah lama absen menulis rasanya hati saya miris, memulai pun susah dan rasanya super gerah. rasanya tulisan saya tidak lagi penuh imajinasi dan visi yang liar berusaha merengkuh jauh. pemikiran yang penuh dan bulat sekarang luruh. terobosan nilai sosial yang sangat kering di masyarakat yang tidur, kemewahan prinsip dan imajinasi ide liar penerapan visual. semua itu rasanya habis digerus oleh invasi teori dan kompromi. yang paling saya sesali adalah degradasi visi. semua terlihat begitu personal sekarang. begitu self righteous dan egosentris. tidak ada lagi menu pengembangan rasa dan karsa manusia semua hanya merasa. saya terintimidasi oleh dia. merasa lemah dan didikte oleh mereka.

saya kira dulu saya sudah paling dewasa, bisa menalar hal-hal paling menjauhi awam dan mentranformasikannya menjadi anak muda. inovatif dan kreatif. ternyata naif.

sekarang semua berlomba-lomba mendekati karya dan cita-cita, saya berjalan ditempat tidak berpatok mata angin malah udara. saya merasa sia-sia. disia-siakan. dicampakan oleh karya yang belum saya petakan wujudnya. digedor oleh bata. dibangunkan oleh gempa. bagaimana bisa sebuah teori dan visi menjadi tanda mata abadi. sekedar ditumpuk dan dilokalisasi dalam kompartemen hati. bukanya bisa mati. saya merasa mengasah dengan salah. mendekati yang banal bukan pemikiran-pemikiran visual. belagak dinamis padahal statis. sudah cukup bahasa teoritis.