Saturday, September 20, 2008

Agnostik


Agnos berjalan mengelilingi pohon rindang yang berada di tengah taman hijau yang luas itu. sesekali ia menghisap rokok ditanganya dan melihat gelang jam. ia mendengus gusar.
"kemana dia, kenapa dia lama sekali?"
muncul keraguan dalam hatinya, dia sangsi wanitanya akan datang.

**

tiba-tiba wanitanya muncul, berlari terengah tapi wajahnya sumringah.
ia memeluk agnos dan mencium rambutnya.
"dia mendapatiku menyelinap, hampir aku urungkan niatku"

"tapi sudahlah, ku bilang saja ada panggilan emergency dari ugd, kamu sudah lama?"

---

"nos.."
wanita itu terdiam melihat agnos yang bergeming. dia pun ikut tertunduk dalam duduknya.
"nos. emang kita sudah sampai di akhir ya?"

---

"aku berjuang, tapi dia bergelut lebih keras."

"tidak pernah akan berujung. tidak pernah ada tuhan untuk dibela dan disalahkan. dalangnya hanya kamu dan aku. begitu juga algojonya."
"kamu melihat akhir?."
"kamu mau pergi lebih dulu?"

"bukanya kita diciptakan untuk satu sama lain, saling melengkapi, cacat jika sendiri, saling mencintai? "

---

---

"yang baru berbicara. itu kamu. atau tuhanmu?"

"aku lahir tidak mandiri. sekarangpun telah ada yang memiliki aku agnos."

"takdir tidak menciptakan manusia berpasang-pasangan. manusia memilih dan memutuskan bagi dirinya sendiri. dan keputusanmu adalah mengakhirinya, bahkan sebelum semuanya dimulai."

"agnos. hari ini semuanya luruh. tak ada dinding penyangga yang mampu menahanya "

1 comment:

Anonymous said...

hmmm..
takdir memang diciptakan dgn segala opsi..tidak mutlak dgn satu alur crita hidup..tp banyak opsi yg bisa dipilih, dijalani, dan dinikmati atau ditangisi..
itulah Tuhan..trlalu payah jika kita hanya mengingat-Nya..kita perlu Mengenal-Nya..