Saturday, September 20, 2008

Elegi Biel

Kepalaku seperti terbelah dua karena terhantam helai jendela. vertigo ku kambuh. aku sulit memandang jernih dan terus memukul-mukulkan tanganku ke kening dan bagian belakang kepalaku. rasanya sakit bukan main. aku merogoh-rogoh tas ku dan tidak menemukan kaleng pil sialan itu, yang sudah menerorku bulanan ini. shit.

disudut itu aku mencerna lokasi dan waktu dengan susah payah, ini dimana, hari apa, kenapa aku disini, aku pakai baju apa. susah kepalaku untuk menunduk dan melihat berpakaian apa aku saat itu dan berusaha melupakanya. cercah-cercah cahaya masuk dan pelan-pelan muncul rona-rona di pupil mataku.

oh aku di club.
aduh, sinar laser itu seperti mau merobek mataku dan memecahkan otakku.
"sakiittt....." kataku.
aku mengerjap perlahan dan mencari sosok-sosok liar di depanku. perempuan. laki-laki. perempuan-perempuan lagi. lebih banyak laki-laki. tak terdeteksi. gay. lesbian. biseks. tak terdeteksi. kelinci. ups, perempuan dalam kostum kelinci. semuanya sibuk berkeringat di depanku dan tak satupun yang menggubrisku yang rasanya sedikit lagi sudah mau lewat alias cabut spiritnya. shit.

"woi",tak ada yang mendengar mungkin suaraku kurang keras,
"woi!"
"woi!" ah shit.

aduh aku ingin mencari gelas-gelas di meja untuk minum, tapi mana tanganku aku tidak bisa menggerakanya. shit, kenapa sih ini, tanganku mati rasa, aku ingin melihatnya tapi kepalaku juga diam tidak bisa digerakan.

tunggu. tunggu. aku melihat seorang perempuan. mukanya putih dan tajam sudut-sudutnya. dia agak terlalu kurus buatku tapi dia punya siluet yang bagus dalam terusan hitam mini dan stiletto. dia membawa gelas dan menarik lelaki di belakangnya sambil mengangkat tanganya tinggi-tinggi. dia mau mencapai apa sih diatas sana. cih.
dia mulai berdansa sambil sesekali meneguk minumannya. orang-orang disekitarnya mulai tampak kabur sebari aku memerhatikan setiap keindahan tubuhnya. lelaki itu tak buang waktu dan mulai mengambil kesempatan dalam tiap liku tubuh perempuan itu. aku marah.

tunggu. kenapa aku marah?
shit. shit. itu biel. itu biel istriku. kenapa dia tidak melihatku.
"biel!"
"hei biel"
"hei perek ngapain lo ama laki laen hah"
"woi"
"biel!"

"hei perek"
"brengsek lo malah enak-enakan disini woi!"

"ngepet lo gatau gua uda ngalamin apa aja hari ini buat lo biel"

"biel!"

"anjing!"

"biel brengsek lo biel"

aku merasa panas dan marah yang luar biasa mengalahkan sakit kepalaku tadi. kepalaku berdenyut keras dan jantungku memompa luar biasa kencang. tapi badanku masi tidak bergerak. kemudian aliran darah merasuk pelan-pelan keleherku dan aku mulai bisa menggerakanya. begitu juga dengan tangan kananku. perlahan aku menunduk melihat ke tangan kiri ku. dimana sebuah jarum suntik menempel di siku bagian dalam dan tali terikat diatasnya. rupanya tadi bukan vertigo tho. dengan sudut mata aku memandang biel dan memakinya agar dia menghampiriku
"biel!"
tapi yang datang adalah perempuan berkostum kelinci lengkap dengan topengnya bersuarakan istriku, "kau memanggilku keenan?"

2 comments:

Anonymous said...

gile2..
critanya oke..
kynya gitingnya udh stadium 4 tuh..skipnya kelewatan..

Anonymous said...

sesaat gw merasa ada di dalam tubuh si tokoh co tapi sesaat gw ngerasa ngeliat tokoh co..
baca ini seperti di pacu untuk tinggi namun lemas... tak berdaya...
bodoh..
pikiran pendek...

kalo gw Sutradara nya shotnya sekitar 90 an..